Rabu, 16 April 2014

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAGI MASYARAKAT PESISIR DI HOANA GURA




DIKALA ALAM TAK LAGI BERSAHABAT

Aktifitas Warga di Pulau Kumo (Foto : AN)
Global Warming atau Pemanasan global saat ini merupakan  isu penting yang menjadi perhatian seluruh masyarakat dimuka bumi. Pemanasan global memberi banyak dampak negatif terhadap kehidupan mahkluk hidup dimuka bumi terlebih kepada manusia. Dampak yang terjadi seperti perubahan iklim secara drastis yang menyebabkan mencairnya es di kutub. Ini merupakan ancaman bagi ribuan bahkan jutaan orang yang tinggal dan hidup di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil karena naiknya permukaan air laut. Selain itu perubahan iklim berdampak juga terhadap perubahan cuaca yang berakibat semakin sulitnya petani memprediksi cuaca untuk musim tanam ataupun nelayan untuk musim tangkap ikan. 

Masyarakat Hoana Gura, merupakan komunitas adat yang mendiami wilayah pulau Halmahera bagian utara. Wilayah adat komunitas ini terbagi atas wilayah pesisir (3 pulau kecil) dan wilayah dataran rendah sampai berbukit. Kehidupan masyarakat Hoana Gura sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, nelayan dan buruh pikul. Ini menyebabkan ketergantungan dengan alam sangat tinggi terlebih di laut. Wilayah ini juga kaya akan biodiversity baik di darat maupun di laut.
Di wilayah pesisir, kita bisa dengan leluasa menemukan koral yang masih terjaga dengan baik pada beberapa titik. Selain itu, beragam jenis ikan dan biota laut lain masih dapat dijumpai. Masyarakat biasa mengkonsumsi biota-biota laut tersebut seperti bia (kerang), taripang (teripang), bulu babi dan lain-lain sebagai pelengkap protein mereka.

Beberapa tahun terakhir ini, komunitas Hoana Gura khususnya yang bermukim di pulau Kumo, Kakara dan Tagalaya mengalami masalah serius yakni abrasi air laut yang sedikit-demi sedikit mulai mengikis garis pantai. Terkadang pun air sampai masuk ke lahan kebun dan sekitar pemukiman warga. 6 tahun lalu, pernah terjadi ombak besar sehingga air laut masuk sampe (sampai )di torang (Kami) pe (punya) kobong, Ungkap Pak Wempi Widadari, Kades di Pulau Kumo. Air laut ini menggenangi kebun-kebun warga menyebabkan matinya tanaman dan kerugian bagi masyarakat. Di bagian depan pulau Kumo juga, sering terjadi banjir roob. Ketika ombak besar, air laut masuk melalui celah-celah mangrove dan tergenang, tak jauh dari sekitar pemukiman warga Kumo.

Kondisi Hutan Bakau di Pulau Kakara (Foto : AN)
Cerita yang sama juga terjadi di Pulau Kakara. Atler Wangengela, pemuda Kakara, menuturkan bahwa wilayah timur pulau Kakara terancam putus karena terus menerus dihantam ombak. Tersisa sekitar 20 meter lagi, maka sebagian pulau ini akan putus menjadi dua. Dari laut tarada yang tahan ombak, makanya ombak langsung hantam di pinggir pantai, tutur Atler wangengela. Selain itu, kondisi yang memprihatinkan pula terjadi di sekitar wilayah pemukiman. Bila pasang besar pada bulan tertentu, air laut akan naik sampai dekat dengan pemukiman dan sekolah. Selain itu, sumur-sumur milik warga akan tercampur dengan air laut menyebabkan kelangkaan air bersih bagi warga. Mangrove yang tumbuh di depan pulau sangat membantu karena memperlambat kecepatan ombak, sehingga menurunkan daya rusaknya bagi pulau. Kondisi Kumo dan Kakara pun sama halnya terjadi di Pulau Tagalaya.

Menurut warga, 20 tahun lalu tak pernah terjadi hal-hal seperti ini. Jarang sekali terjadi ombak besar di sekitar 3 pulau ini. Saat ini, prediksi cuaca untuk musim tanam juga telah meleset. Bulan  November sampai Desember harusnya terjadi hujan, makanya bulan tersebut merupakan musim tanam padi. Tapi sekarang, hujan tak tentu. Biasanya mulai bulan Desember ataupun bergeser sampai  bulan Januari dan Februari. Semua ini mempengaruhi aktivitas masyarakat dalam hal pertanian. Prediksi musim ikan pun berubah. Tak menentu lagi musim musim tersebut. 

Hal diatas merupakan bagian perubahan iklim yang berdampak bagi kehidupan  masyarakat adat. Kearifan lokal masyarakat sangat dibutuhkan sebagai bentuk adaptasi maupun mitigasi menghadapi perubahan iklim guna menekan potensi dampak negatif yang dirasakan masyarakat serta perhatian serius dari berbagai pihak khususnya pemerintah.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar