DIKALA ALAM TAK LAGI BERSAHABAT
Aktifitas Warga di Pulau Kumo (Foto : AN) |
Global Warming atau Pemanasan global saat ini merupakan isu penting yang menjadi perhatian seluruh
masyarakat dimuka bumi. Pemanasan global memberi banyak dampak negatif terhadap
kehidupan mahkluk hidup dimuka bumi terlebih kepada manusia. Dampak yang
terjadi seperti perubahan iklim secara drastis yang menyebabkan mencairnya es
di kutub. Ini merupakan ancaman bagi ribuan bahkan jutaan orang yang tinggal
dan hidup di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil karena naiknya permukaan air
laut. Selain itu perubahan iklim berdampak juga terhadap perubahan cuaca yang
berakibat semakin sulitnya petani memprediksi cuaca untuk musim tanam ataupun nelayan
untuk musim tangkap ikan.
Masyarakat Hoana Gura, merupakan
komunitas adat yang mendiami wilayah pulau Halmahera bagian utara. Wilayah adat
komunitas ini terbagi atas wilayah pesisir (3 pulau kecil) dan wilayah dataran
rendah sampai berbukit. Kehidupan masyarakat Hoana Gura sebagian besar bermata
pencaharian sebagai petani, nelayan dan buruh pikul. Ini menyebabkan
ketergantungan dengan alam sangat tinggi terlebih di laut. Wilayah ini juga
kaya akan biodiversity baik di darat maupun di laut.
Di wilayah pesisir, kita bisa
dengan leluasa menemukan koral yang masih terjaga dengan baik pada beberapa
titik. Selain itu, beragam jenis ikan dan biota laut lain masih dapat dijumpai.
Masyarakat biasa mengkonsumsi biota-biota laut tersebut seperti bia (kerang), taripang (teripang), bulu
babi dan lain-lain sebagai pelengkap protein mereka.
Beberapa tahun terakhir ini,
komunitas Hoana Gura khususnya yang bermukim di pulau Kumo, Kakara dan Tagalaya
mengalami masalah serius yakni abrasi air laut yang sedikit-demi sedikit mulai
mengikis garis pantai. Terkadang pun air sampai masuk ke lahan kebun dan
sekitar pemukiman warga. 6 tahun lalu, pernah terjadi ombak besar sehingga air
laut masuk sampe (sampai )di torang (Kami) pe (punya) kobong, Ungkap Pak Wempi
Widadari, Kades di Pulau Kumo. Air laut ini menggenangi kebun-kebun warga
menyebabkan matinya tanaman dan kerugian bagi masyarakat. Di bagian depan pulau
Kumo juga, sering terjadi banjir roob. Ketika ombak besar, air laut masuk
melalui celah-celah mangrove dan tergenang, tak jauh dari sekitar pemukiman
warga Kumo.
Kondisi Hutan Bakau di Pulau Kakara (Foto : AN) |
Cerita yang sama juga terjadi di
Pulau Kakara. Atler Wangengela, pemuda Kakara, menuturkan bahwa wilayah timur
pulau Kakara terancam putus karena terus menerus dihantam ombak. Tersisa
sekitar 20 meter lagi, maka sebagian pulau ini akan putus menjadi dua. Dari laut tarada yang tahan ombak, makanya
ombak langsung hantam di pinggir pantai, tutur Atler wangengela. Selain
itu, kondisi yang memprihatinkan pula terjadi di sekitar wilayah pemukiman.
Bila pasang besar pada bulan tertentu, air laut akan naik sampai dekat dengan
pemukiman dan sekolah. Selain itu, sumur-sumur milik warga akan tercampur dengan
air laut menyebabkan kelangkaan air bersih bagi warga. Mangrove yang tumbuh di
depan pulau sangat membantu karena memperlambat kecepatan ombak, sehingga
menurunkan daya rusaknya bagi pulau. Kondisi Kumo dan Kakara pun sama halnya
terjadi di Pulau Tagalaya.
Menurut warga, 20 tahun lalu tak
pernah terjadi hal-hal seperti ini. Jarang sekali terjadi ombak besar di
sekitar 3 pulau ini. Saat ini, prediksi cuaca untuk musim tanam juga telah
meleset. Bulan November sampai Desember harusnya
terjadi hujan, makanya bulan tersebut merupakan musim tanam padi. Tapi
sekarang, hujan tak tentu. Biasanya mulai bulan Desember ataupun bergeser
sampai bulan Januari dan Februari. Semua
ini mempengaruhi aktivitas masyarakat dalam hal pertanian. Prediksi musim ikan
pun berubah. Tak menentu lagi musim musim tersebut.
Hal diatas merupakan bagian perubahan
iklim yang berdampak bagi kehidupan
masyarakat adat. Kearifan lokal masyarakat sangat dibutuhkan sebagai
bentuk adaptasi maupun mitigasi menghadapi perubahan iklim guna menekan potensi
dampak negatif yang dirasakan masyarakat serta perhatian serius dari berbagai
pihak khususnya pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar