Selasa, 03 September 2013

MASYARAKAT ADAT PAGU DAN GURA SEGERA KE FILIPINA BELAJAR STARTEGI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM



Perubahan iklim yang terjadi saat ini berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat adat. Mereka yang hidup di pulau – pulau kecil harus menerima dampak akibat dari naiknya permukaan air lain yang mengikis perlahan – lahan pulau tersebut. Bahkan juga kalender musim terus berubah sehingga mengharuskan penyesuaian yang dilakukan oleh masyarakat adat.
Aiting  Utusan AIPP bertemu dengan Masyarakat Adat Pagu

Setidaknya itu yang diungkap oleh masyarakat adat Hoana Pagu dan Hoana Gura ketika berdiskusi tim dari Asia Indigenous Peopels Pact (AIPP) yang kantornya berkedudukan di Chiang May, Thailand dan AMAN Maluku Utara yang bertempat di Gol – Gol dan Pulau Kumo dari tanggal 30 s/d 31 agustus.

Tim AIPP di wakili oleh Athing dan didamping oleh Annas Radin Syarif salah satu staf di PB AMAN. Sedangkan dari AMAN Malut sendiri hadir Ketua BPH, Munadi Kilkoda dan beberapa orang staf.

Athing sendiri ketika berdiskusi dengan masyarakat adat,menjelaskan perubahan iklim memberikan dampak buruk bagi kelangsungan hidup masyarakat adat. Masyarakat adat menjadi korban dari hasil perbuatan orang lain. Mereka kehilangan mata pencaharian yang menjadi sumber hidupnya, karena wilayahnya dikonversikan untuk kegiatan lain seperti perkebunan dan pertambangan.
Masyarakat Pagu dan Gura Mendengar Penjelasan Situasi Krisis Iklim Global yang di paparkan oleh perwakilan dari AIPP
”Masyarakat adat memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan iklim karena mereka memiliki kearifan lokal, misalnya kita punya pangan, punya rumah adat dan kemampuan lain yang bisa kita pergunakan ketika berhadapan dengan perubahan iklim tersebut” Ungkap beliau.
Sedangkan menurut Annas, program Adaptasi perubahan iklim yang dilakukan di dua komunitas ini nantinya akan didorong oleh AMAN ke Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menjadikannya sebagai strategi nasional adaptasi perubahan iklim berbasis masyarakat adat.

Kunjungan AIPP tersebut untuk melihat secara langsung strategi adaptasi perubahan iklim yang telah dibuat oleh masyarakat adat Pagu dan Gura. Selain itu juga menyusun rencana bersama yang berhubungan dengan kesiapan masyarakat adat untuk menerima kunjungan belajar masyarakat adat dari Filipina, Malaysia, Laos dan Thailand. 
Di depan ___dari Kiri Aiting (AIPP) Annas Raden Syarif (Staff PB AMAN) dan Ibu Afrida Ngato (Sangaji Pagu)

Kunjungan belajar adaptasi perubahan iklim yang pertama akan dilakukan di Filipina pada bulan Oktober 2013. Utusan komunitas masyarakat adat Pagu dan Gura akan datang ke Filipina dan belajar strategi adaptasi perubahan iklim yang sudah dilakukan oleh masyarakat adat disana (Abe Ngingi)