Dodaga-
Sebagai rangkaian dari agenda monitoring hutan adat, AMAN Malut
melatih masyarakat adat Tobelo Dalam untuk selalu tanggap
menginformasikan peristiwa yang mereka hadapi di komunitas Tobelo
Dalam Dodaga. Kegiatan itu diberi nama Jurnalisme Warga. Training ini
dilakukan dari tanggal 6-7 Desember 2014, bertempat di Dusun Rai
Tukur-Tukur, Desa Dodaga, Halmahera Timur.
Penjelasan fasilitator tentang tara cara mengirim pesan |
Munadi
Kilkoda, Ketua AMAN Malut, menjelaskan bahwa, kegiatan training ini
dilakukan karena berkaitan dengan monitoring hutan adat yang menjadi
agenda AMAN dan suku Tobelo Dalam saat ini. Sehingga diharapkan
masyarakat adat Tobelo Dalam bisa terlibat aktif melaluikan
pemantauan wilayah adat mereka dan disampaikan kepada AMAN.
Lebih
jauh kata Munadi, saat ini kita melakukan pemantaaun hutan adat
dengan SMS Gateway, namun itu bergantung pada konten yang disampaikan
oleh masyarakat adat. Tidak terbatas pada komunitas adat Tobelo Dalam
Dodaga, komunitas lain juga bisa mengirim konten yang berhubungan
dengan konflik SDA, kerusakan hutan, penebangan liar, dampak
perubahan iklim maupun kearifan lokal mereka.
Sementara
fasilitator kegiatan Biro OKK AMAN Maluku Utara, Ubaidi Abdul
Halim,“mengatakan saat
ini masyarakat adat masih bergantung pada media mainstream untuk
melaporkan keluhan mereka, sementara liputan media mainstream ini
jarang menjangkau pelosok kampung dan isu-isu yang terjadi di
komunitas, padahal di komunitas banyak persoalan yang menghantui
hidup mereka.
“Bisa
dikata SMS Gateway ini media alternatif bagi masyarakat adat Tobelo
Dalam yang sering berhadapan dengan masalah. Kedepan ketika terjadi
masalah, masyarakat adat bisa langsung mengirim pesan ke
081217724099. Pesan yang disampaikan masyarakat itu akan
ditindaklanjuti dengan disampaikan kepada pihak-pihak terkait.
Misalnya kalau SMS itu berhubungan dengan Bupati Haltim, kami akan
kirim pesan itu ke Bupati Haltim” Kata Ubaidi
Arnol Bobara, salah satu peserta dalam training ini mengatakan, training ini sangat bermanfaat. Mereka yang dulunya cuma tahu kirim pesan kepada teman dan sanak saudara mereka, kini bisa mengirim pesan dalam bentuk berita.“Awal tadi saya merasa susah untuk kirim sms yang sudah jadi berita, tapi setelah coba-coba ternyata bisa buat sms dalam bentuk berita” ungkap Arnol. Diapun berjanji akan terus menyampaikan berita kepada AMAN terkait masalah yang dihadapi oleh komunitas mereka.
Ubaidi
meminta masyarakat adat tidak harus kaku dengan tata cara membuat
berita dalam bentuk 5W+1H. Cukup terdapat 1 unsur saja itu sudah bisa
di kirim, nanti setelah itu baru tim AMAN akan berkomunikasi dengan
pemberi informasi untuk mengembangkannya menjadi berita ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar