Pala dan cengkeh adalah primadona yang telah ratusan
tahun lamanya menghidupi masyarakat adat di Banemo, Masure, Peniti, Palo, Sakam
dan Damuli. Dari pohon pala dan cengkeh kita bisa memperoleh makanan setiap
hari, bisa sekolahkan anak, bisa naik haji, bisa bangun rumah, bisa memenuhi
kebutuhan hidup lainnya. Pala dan cengkeh juga telah menjadi identitas yang
tidak bisa dipisahkan dari hidup kita. Pala dan Cengkeh pula kita dikenal di
dunia internasional. Dari pohon ini sejarah kolonialisme dilakukan oleh bangsa
Eropa. Pala dan cengkeh adalah KITA
Saat ini Pala dan Cengkeh berada dalam kondisi yang
terancam karena mau digantikan dengan pohon sawit. Jika dibiarkan, cerita
kejayaan Pala dan Cengkeh pada masa lalu dan masa kini akan tinggal sejarah.
Anak cucu pun tak akan mengenal lagi identitas kita ini yang dulu terkenal
dengan negeri rempah - rempah.
Hutan yang dipenuhi dengan puluhan ribu pohon pala dan
cengkeh akan berubah drastis karena akan ditebang habis oleh nafsu serakah yang
hanya mementingkan investasi dibandingkan masa depan hidup masyarakat itu
sendiri. Oleh pemerintah saat ini akan memberikan izin kepada PT Manggala Rimba
Sejahtera (Perusahan Sawit) dengan luas areal konsesi 11.870 hektar. Keserakaan
ini akan menimbulkan masalah demi masalah yang menyebabkan terganggunya
keberlanjutan hidup masyarakat, menyebabkan kerusakan lingkungan, krisis air
akan dialami oleh masyarakat, tanah tak lagi subur, masyarakat kehilangan akses
tanah dan SDA, konflik terus terjadi. Lalu apa pentingnya investasi ini bagi masyarakat?
Kebijakan tersebut justru akan membuat masyarakat menjadi semakin miskin.
Sawit memiliki cerita yang miris yang kontras dengan
pendapat pemerintah bahwa kehadirannya akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Di berbagai tempat kehadiran perusahan sawit justru menyusahkan
masyarakat setempat. Contoh kasus Sawit di Gane. Kehadirannya membuat
masyarakat tidak bisa lagi kelola tanahnya. Tidak perna ditemukan masyarakat bisa
sejahtera karena hadirnya perusahan sawit. Sawit adalah masalah dan akan terus
menjadi masalah bagi masyarakat.
Rencana kehadiran Sawit di Patani harus di TOLAK tanpa
alasan. Pemerintah harus melindungi Pala dan Cengkeh, bukan menghadirkan Sawit
yang bukan milik KITA.
SOLIDARITAS MASYARAKAT HALTENG TOLAK SAWIT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar