Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Maluku
Utara (PW AMAN Malut) belum lama ini, melakukan kegiatan lokalatih
di komunitas adat Pnum Mesem, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng).
kegiatan yang berlangsung pada tanggal 1-2 Juni ini
berkaitan dengan perubahan iklim dan kearifan lokal di masyarakat adat Pnum Mesem dengan menghadirkan Ismat Sahupala sebagai fasilitatornya.
‘’Kegiatan lokalatih
kita disambut baik oleh masyarakat Pnum Mesem’’, kata Biro Advokasi Hukum dan
Politik PW AMAN Malut. Masri Anwar di Kantor AMAN Malut, Kelurahan Maliaro, kota
Ternate Tengah. Jumat (07/06).
Dijelaskannya, kegiatan
lokalatih ini, harus direkonstruksi menjadi pembelajaran bersama terhadap
masyarakat adat Pnum Mesem. Lanjutnya, dalam rangka mengindentifikasi daerah
yang rentan terhadap banjir, abrasi dan
potensi lain yang terdapat di wilayah masyarakat adat Pnum Mesem.
‘’Kita juga melanjutkan
agenda dengan aksi penanaman pohon mangrove, bambu dll di pesisir pantai desa Pnum
Mesem’’, katanya.
Masri menyampaikan, AMAN
Malut menyadiri betul, dimana perubahan iklim merupakan sebuah peristiwa yang
selalu merisaukan masyarakat adat. Untuk itu dengan kegiatan lokalatih ini,
bisa menjadi instrumen bagi masyarakat adat Pnum Mesem, sehingga mampu
beradaptasi terhadap perubahan iklim dengan nilai kearifan lokal yang mereka
miliki.
Ismat Sahupala sedang memberikan materi Lokalatih |
Di dalam kegiatan lokalatih
bukan hanya diberikan pemahaman yang berkaitan dengan perubahan iklim dan
kearifan lokal saja tetapi masyarakat diajak untuk mengetahui bagaimana cara
beradaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi di komunitas mereka, bebernya. Masyarakat adat Pnum
Mesem merupakan komunitas suku Sawai, yang memiliki potensi pertanian melimpah. Dalam kegiatan itu juga, PW AMAN Malut memberikan kesempatan terhadap masyarakat
adat Pnum Mesem, untuk menentukan dan mencaritahu tentang batas wilayah dengan cara membuat peta wilayah adatnya serta
mengembangkan nilai kearifan lokal yang sudah mulai punah, jelasnya.
‘’Masyarakat Pnum Mesem,
masalah pemetaan wilayah adat membutuhkan pengetahuan yang matang, untuk
menentukan wilayah adat mereka, apa lagi daerah kita saat ini selalu
diperhadapkan dengan konflik agraria. Masyarakat adat melakukan pemetaan wilayah
adatnya bukan karena kehadiran perusahan tetapi kepentingan bersama dan
merupakan identitas harga diri sebagai masyarakat adat, yang berada di Pnum
Mesem’’, timpalnya.
Masri mengatakan, PW
AMAN Malut, juga mengajak masyarakat Pnum Mesem, agar membentuk kelompok
diskusi tematik alur lokalatih, dalam konteks ekonomi, kultural, kelembagaan
adat dan pangan yang dimiliki masyarakat adat Pnum Mesem serta menetukan
titik-titik mana yang paling rentan ketika terjadi perubahan iklim misalnya
banjir, abrasi dan kebakaran hutan.
Penanaman Mangrove di Pinggir Pantai Oleh Masyarakat Pnum Mesem |
Kegiatan penanaman
pohon ini bukan sekedar kegiatan seremoni, tetapi ini juga menunjukan
identitas kita sebagai masyarakat adat Pnu Mesem dan mengajak mereka untuk
melestarikan lingkungan hidup di sekitar mereka, terangnya.
Masyarakat adat Pnum
Mesem menaruh harapan besar terhadap PW AMAN Malut, harapan besarnya adalah
bagaimana AMAN memfasilitasi mereka dalam melakukan pemetaan wilayah adat dan
kelembagaan adat. ‘’ Ini bertujuan agar masyrakat adat Pnum Mesem bisa
mengetahui batas tanah wilayah adat sampai dimana’’, akuinya.
Dalam kegiatan
penanaman pohon ini, ditindaklajuti oleh
komisariat kampung Pnum Mesem (Korkam) dan melibatkan beberapa tokoh agama serta
tokoh masyarakat setempat, tukasnya. (Masri Anwar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar