Senin, 10 Juni 2013

PW AMAN LAKUKAN LOKALATIH DI KOMUNITAS ADAT PNUM MESEM


Suasana Lokalatih
Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Maluku Utara (PW AMAN Malut) belum lama ini, melakukan kegiatan lokalatih di komunitas adat Pnum Mesem, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng).
kegiatan yang berlangsung pada tanggal 1-2 Juni ini berkaitan dengan perubahan iklim dan kearifan lokal di masyarakat adat Pnum Mesem dengan menghadirkan Ismat Sahupala sebagai fasilitatornya.

‘’Kegiatan lokalatih kita disambut baik oleh masyarakat Pnum Mesem’’, kata Biro Advokasi Hukum dan Politik PW AMAN Malut. Masri Anwar di Kantor AMAN Malut, Kelurahan Maliaro, kota Ternate Tengah. Jumat (07/06).
Dijelaskannya, kegiatan lokalatih ini, harus direkonstruksi menjadi pembelajaran bersama terhadap masyarakat adat Pnum Mesem. Lanjutnya, dalam rangka mengindentifikasi daerah yang rentan terhadap banjir, abrasi  dan potensi lain yang terdapat di wilayah masyarakat adat Pnum Mesem. 

‘’Kita juga melanjutkan agenda dengan aksi penanaman pohon mangrove, bambu dll di pesisir pantai desa Pnum Mesem’’, katanya.  
Masri menyampaikan, AMAN Malut menyadiri betul, dimana perubahan iklim merupakan sebuah peristiwa yang selalu merisaukan masyarakat adat. Untuk itu dengan kegiatan lokalatih ini, bisa menjadi instrumen bagi masyarakat adat Pnum Mesem, sehingga mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim dengan nilai kearifan lokal yang mereka miliki. 
Ismat Sahupala sedang memberikan materi Lokalatih
Di dalam kegiatan lokalatih bukan hanya diberikan pemahaman yang berkaitan dengan perubahan iklim dan kearifan lokal saja tetapi masyarakat diajak untuk mengetahui bagaimana cara beradaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi di komunitas mereka, bebernya. Masyarakat adat Pnum Mesem merupakan komunitas suku Sawai, yang memiliki potensi pertanian melimpah. Dalam kegiatan itu juga, PW AMAN Malut memberikan kesempatan terhadap masyarakat adat Pnum Mesem, untuk menentukan dan mencaritahu tentang batas wilayah dengan cara membuat  peta wilayah adatnya serta mengembangkan nilai kearifan lokal yang sudah mulai punah, jelasnya. 

‘’Masyarakat Pnum Mesem, masalah pemetaan wilayah adat membutuhkan pengetahuan yang matang, untuk menentukan wilayah adat mereka, apa lagi daerah kita saat ini selalu diperhadapkan dengan konflik agraria. Masyarakat adat melakukan pemetaan wilayah adatnya bukan karena kehadiran perusahan tetapi kepentingan bersama dan merupakan identitas harga diri sebagai masyarakat adat, yang berada di Pnum Mesem’’, timpalnya.  

Masri mengatakan, PW AMAN Malut, juga mengajak masyarakat Pnum Mesem, agar membentuk kelompok diskusi tematik alur lokalatih, dalam konteks ekonomi, kultural, kelembagaan adat dan pangan yang dimiliki masyarakat adat Pnum Mesem serta menetukan titik-titik mana yang paling rentan ketika terjadi perubahan iklim misalnya banjir, abrasi dan kebakaran hutan. 

Penanaman Mangrove di Pinggir Pantai Oleh Masyarakat Pnum Mesem
Kegiatan penanaman pohon ini bukan sekedar kegiatan seremoni, tetapi ini juga menunjukan identitas kita sebagai masyarakat adat Pnu Mesem dan mengajak mereka untuk melestarikan lingkungan hidup di sekitar mereka, terangnya.  

Masyarakat adat Pnum Mesem menaruh harapan besar terhadap PW AMAN Malut, harapan besarnya adalah bagaimana AMAN memfasilitasi mereka dalam melakukan pemetaan wilayah adat dan kelembagaan adat. ‘’ Ini bertujuan agar masyrakat adat Pnum Mesem bisa mengetahui batas tanah wilayah adat sampai dimana’’, akuinya.
Dalam kegiatan penanaman pohon ini,  ditindaklajuti oleh komisariat kampung Pnum Mesem (Korkam) dan melibatkan beberapa tokoh agama serta tokoh masyarakat setempat, tukasnya. (Masri Anwar)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar