Selasa, 20 November 2012

Sungai Ngalo-ngalo

Sungai Ngalo-ngalo

Sungai Ngalo-ngalo lebih dikenal dengan sebutan kali jodoh merupakan salah satu sungai yang mengaliri wilayah adat Pagu. Mulai dari daerah Kao barat sampai ke wilayah pesisir.

Konon sungai ini memiliki cerita mistis tersendiri yang sampai sekarang masih tetap dipercayai oleh sebagian besar masyarakat adat Pagu yang bermukim di sepanjang aliran sungai tersebut.

Menurut cerita para tetua, dahulu kala di daerah togorangot ada satu pohon beringin yang tumbuh di sisi kiri aliran Sungai Ngalo-ngalo. Orang Pagu saat itu masih tinggal di dalam hutan, mereka biasanya menggunakan rakit untuk turun mengunjungi saudara-saudaranya di pesisir dengan menyusuri aliran sungai tersebut dan ketika melewati daerah togorangot, laki-laki diwajibkan untuk meletakkan parang dan salawaku (tameng) di bagian akar pohon itu. Sedangkan para perempuan wajib  meletakkan sirih, pinang dan kapur jika melintas dari sana. Ini dipercayai sebagai bentuk permisi pada para leluhur yang bersemayam di Sungai Ngalo-ngalo,  serta untuk meminta agar mereka dilindungi dalam perjalanan hingga selamat sampai ke tujuan. Biasanya orang yang tak melakukan ritual seperti di atas pasti mendapat halangan. Seperti rakit mereka tenggelam bahkan sampai hilang atau dimakan buaya. Namun sayang pohon keramat itu akhirnya roboh juga karena usianya sudah tua dan sering diterjang banjir. Meski demikian orang Pagu tetap meyakini tempat tersebut sebagai tempat bersemayamnya roh para leluhur dan sampai kini tetap dihormati.

Walaupun perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi sudah menjamah masyarakat adat Pagu. Namun mereka masih tetap percaya pada cerita tersebut dengan menceritakannya turun-temurun dari generasi ke generasi selanjutnya sebagai kekayaan budaya///****
Abe Ngingi.

1 komentar: