Aktivitas Bongkar Muat Ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (Foto : AMAN Malut) |
Pelelangan Ikan di Pasar PPN ( Foto : AMAN Malut) |
Suasana Pasar Pelabuhan Perikanan Nusantara (Foto : AMAN Malut) |
Ternate – Pagi
itu (21/3) sekitar pukul 06.00 Wit, saya bersama – sama dengan beberapa teman
memantau aktivitas warga di pelabuhan perikanan Dufa - Dufa dan pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Bastiong. Pelabuhan
perikanan Dufa - Dufa terletak di Kelurahan Dufa – Dufa, Kecamatan Ternate
Utara, Kota Ternate. Sekitar 100 meter dari pelabuhan terdapat benteng Toluko
peninggalan Portugis. Butuh waktu sekitar 25 menit dari kantor AMAN untuk
sampai ke pelabuhan tersebut.
Selain berfungsi sebagai pelabuhan perikanan, juga
menjadi pintu masuk penyebrangan Ternate – Jailolo, Halmahera Barat. Terdapat
juga pasar tradisional di sekitarnya yang menjual kebutuhan sembako dan kue
khas Ternate baik Nasi Jaha, Lalampa dan sebagainya. Warga juga menjual ikan fufu
(ikan asap) dan sayur – mayur.
Aktifitas di pelabuhan tersebut masih sangat sepi
pengunjung. Tampak juga beberapa penjual baru menyusun ikan mereka yang dikeluarkan dari cool box (tempat pendingin).
"Memang pasar masih sepi jam bagini,
ditambah hujang tadi lagi. Pembeli juga biasanya datang ke pasar bukan jam – jam
begini. Distribusi ikan disini diambil dari nelayan - nelayan Ternate deng
Tidore,” ungkap Iwan salah
satu penjual ikan di pasar tersebut.
Kondisi tersebut berbeda dengan yang kami lihat di Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN)
Bastiong pagi itu setelah selesai dari Pelabuhan Dufa - Dufa. Banyak pembeli yang mulai berdatangan untuk membeli berbagai jenis ikan.
Bastiong pagi itu setelah selesai dari Pelabuhan Dufa - Dufa. Banyak pembeli yang mulai berdatangan untuk membeli berbagai jenis ikan.
Dua orang perempuan yang saya temui saat itu, Ibu Am (58)
dan Ibu Jamila (50) dari pagi itu sudah menunggu nelayan (Pajeko) dari Pulau
Bacan. Mereka merupakan langganan setiap hari ketika nelayan membawa ikan dari
Bacan ke Ternate lewat pelabuhan PPN
"Saya tinggal di Tabona tapi pagi sekali saya sudah
di sini untuk mengambil ikan dan menjualnya,” ujar Ibu Am. Sedangkan harga ikan seringkali dipengaruhi
faktor cuaca dan musim. "Kami biasanya mengambil ikan dari nelayan
Bacan dan mendapat keuntungan sampai Rp 200.000, kalau tidak beruntung biasanya
paling sedikit Rp 100.000 ribu," tambah Ibu Jamila.
Keduanya biasa membeli dari Nelayan Bacan (Pajeko) dengan
harga Rp 250.000 per ember, kemudian menjualnya kembali dengan harga Rp 10.000
per 6 ekor. Jenis ikan yang dibeli itu Cakalang, Kombong dan Sorihi
PPN Bastiong merupakan Tempat Pemasaran Ikan (TPI) untuk
mendistribusikan berbagai jenis ikan ke beberapa Pasar di Kota Ternate kecuali Pasar
Dufa – Dufa. PPN sendiri berada dibawah pengawasan Kementerian Kelautan dan Perikanan,
sehingga tersedia pelayanan Satu Atap yaitu Syahbandar Perikanan (SIB),
Karantina Kesehatan (klinik dan surat kesehatan), Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan
(SHTI) dan pos Penyuluhan Perikanan. Selain itu juga pusat distribusi ikan dari
berbagai nelayan yang ada di Maluku Utara untuk kebutuhan konsumsi local dan di
ekspor sampai ke Jepang. Juga terdapat laboratorium pembinaan dan pengujian
mutu hasil perikanan dan bersebalahan dengan pabrik pengolahan ikan Tuna satu -
satunya di Maluku Utara.
Dua
pelabuhan ini menjadi sentral perekonomian sektor perikanan di Kota Ternate
yang telah menghidupi sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dan
penjual ikan. Pemerintah berencana menjadikan Pelabuhan Dufa – Dufa sebagai
Minapolitan. Tentu akan memberikan dampak positif dan negatif dengan kebijakan
tersebut ****Adlun Fiqri