Perubahan iklim yang terjadi saat ini berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat
adat. Mereka yang hidup di pulau – pulau kecil harus menerima dampak akibat
dari naiknya permukaan air lain yang mengikis perlahan – lahan pulau tersebut.
Bahkan juga kalender musim terus berubah sehingga mengharuskan penyesuaian yang
dilakukan oleh masyarakat adat.
Aiting Utusan AIPP bertemu dengan Masyarakat Adat Pagu |
Setidaknya itu yang diungkap oleh masyarakat adat Hoana Pagu dan Hoana Gura
ketika berdiskusi tim dari Asia Indigenous Peopels Pact (AIPP) yang kantornya
berkedudukan di Chiang May, Thailand dan AMAN Maluku Utara yang bertempat di
Gol – Gol dan Pulau Kumo dari tanggal 30 s/d 31 agustus.
Tim AIPP di wakili oleh Athing dan didamping oleh Annas Radin Syarif salah
satu staf di PB AMAN. Sedangkan
dari AMAN Malut sendiri hadir Ketua BPH, Munadi Kilkoda dan beberapa orang
staf.
Athing sendiri ketika berdiskusi dengan masyarakat adat,menjelaskan perubahan
iklim memberikan dampak buruk bagi kelangsungan hidup masyarakat adat. Masyarakat
adat menjadi korban dari hasil perbuatan orang lain. Mereka kehilangan mata
pencaharian yang menjadi sumber hidupnya, karena wilayahnya dikonversikan untuk
kegiatan lain seperti perkebunan dan pertambangan.
Masyarakat Pagu dan Gura Mendengar Penjelasan Situasi Krisis Iklim Global yang di paparkan oleh perwakilan dari AIPP |
”Masyarakat adat memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan iklim
karena mereka memiliki kearifan lokal, misalnya kita punya pangan, punya rumah
adat dan kemampuan lain yang bisa kita pergunakan ketika berhadapan dengan
perubahan iklim tersebut” Ungkap beliau.
Sedangkan menurut Annas, program Adaptasi perubahan iklim yang dilakukan di
dua komunitas ini nantinya akan didorong oleh AMAN ke Pemerintah Pusat dan
Daerah untuk menjadikannya sebagai strategi nasional adaptasi perubahan iklim
berbasis masyarakat adat.
Kunjungan AIPP tersebut untuk melihat secara langsung strategi adaptasi
perubahan iklim yang telah dibuat oleh masyarakat adat Pagu dan Gura. Selain
itu juga menyusun rencana bersama yang berhubungan dengan kesiapan masyarakat
adat untuk menerima kunjungan belajar masyarakat adat dari Filipina, Malaysia,
Laos dan Thailand.
Di depan ___dari Kiri Aiting (AIPP) Annas Raden Syarif (Staff PB AMAN) dan Ibu Afrida Ngato (Sangaji Pagu) |
Kunjungan belajar adaptasi perubahan iklim yang pertama akan dilakukan di
Filipina pada bulan Oktober 2013. Utusan komunitas masyarakat adat Pagu dan
Gura akan datang ke Filipina dan belajar strategi adaptasi perubahan iklim yang
sudah dilakukan oleh masyarakat adat disana (Abe Ngingi)